Beranda | Artikel
Dua Pintu Berbahaya yang Harus Anda Hindari – Syaikh Saad asy-Syatsri #NasehatUlama
3 hari lalu

Janganlah kamu merasa aman bahwa kamu tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang sesat dan bahwa kamu akan menjauh dari kebenaran.

Waspadailah dua pintu berbahaya berikut ini yang banyak orang masuk ke dalamnya, sehingga Allah menghapus amal saleh mereka disebabkan itu.

PINTU PERTAMA adalah riya (pamer) kepada orang lain dan gila pujian dari mereka.Ini adalah salah satu sebab terhapusnya amal kebaikan, dan membuatnya tidak dianggap di sisi Allah Jalla wa ‘Ala. Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir terhadap para sahabatnya mengenai pintu ini. “Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil (riya).”

Adapun PINTU KEDUA adalah beramal dengan niat mendapatkan dunia. Ada orang yang tujuan dari amal salehnya adalah demi kepentingan duniawi. Ia ingin agar Allah memberikannya dunia melalui amal salehnya. Kamu bertanya kepadanya: “Untuk apa kamu berzikir kepada Allah?” “Mengapa kamu membaca zikir-zikir pagi dan petang?” Ia menjawab: “Aku takut sihir.” “Aku takut terhadap hasad.” “Aku takut dari kejahatan orang lain.” Dengan ini, ia telah menginginkan perkara duniawi dari zikirnya tersebut, dan ia tidak menginginkan balasan akhirat.

Seperti itu juga dalam berdoa. Kamu dapati ada orang yang berdoa kepada Allah selama setengah jam. Dan tujuan dari doanya agar Allah mengabulkan urusan duniawinya.

“Ya Allah, berilah aku rezeki!” “Ya Allah, berilah aku jodoh!” “Ya Allah, sukseskanlah aku!” “Ya Allah, naikkanlah jabatanku!” Sehingga tujuannya adalah semata-mata perkara duniawi. Dan tidaklah ia mengharapkan balasan akhirat dari doanya. Dengan demikian, ia tidak mendapatkan pahala sedikit pun.

Oleh sebab itu, Allah Ta’ala berfirman: “Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah kepada Allah, seperti kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, atau berzikirlah lebih banyak dari itu.

Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia.’” Dia berdoa atau tidak? Tentu dia berdoa kepada Allah. “Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,’ tapi dia tidak punya bagian balasan kebaikan di akhirat.” (QS. al-Baqarah: 200).

Di antara manusia ada yang berdoa, tapi di akhirat tidak dapat bagian balasan kebaikan?! Ya, karena ia hanya menginginkan balasan dunia. Tidak ingin kecuali hanya balasan duniawi.

“Di antara mereka ada juga yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.’” (QS. al-Baqarah: 201). “Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan. Allah Maha Cepat perhitungan-Nya.” (QS. al-Baqarah: 202).

Oleh sebab itu, jika kamu berdoa dalam urusan duniawi, maka hendaklah niatmu adalah menjadikan urusan duniawi itu sebagai wasilah penolongmu dalam urusan akhiratmu. Bukan menjadikan urusan dunia sebagai tujuan intinya.

====

لَا تَأْمَنُ عَلَى نَفْسِكَ أَنْ تَكُونَ مِنْ أَهْلِ الزَّيْغِ وَأَنْ تَبْتَعِدَ عَنِ الْحَقِّ

وَانْظُرْ لِبَابَيْنِ عَظِيْمَيْنِ دَخَلَ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ بِهَا

أَوَّلُ هَذِهِ الْأَبْوَابِ رِيَاءُ النَّاسِ وَمَحَبَّةِ الثَّنَاءِ مِنْهُمْ فَإِنَّ هَذَا مِنْ أَسْبَابِ حُبُوطِ الْعَمَلِ وَعَدَمِ اعْتِبَارِهِ عِنْدَ اللَّهِ جَلَّ وَعَلَا وَانْظُرْ كَيْفَ خَافَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَصْحَابِهِ هَذَا الْبَابَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْخَفِيُّ

وَأَمَّا الْبَابُ الثَّانِي فَهُوَ إِرَادَةُ الدُّنْيَا بِالْأَعْمَالِ يَأْتِيكَ الشَّخْصُ يَكُونُ مَقْصُودُهُ بِعَمَلِهِ الصَّالِحِ أَمْرًا دُنْيَوِيًّا يُرِيْدُ مِنَ اللَّهِ أَنْ يُنِيلَهُ بِعَمَلِهِ الدُّنْيَا تَقُولُ لِيشْ تَذْكُرُ اللَّهَ؟ وَلِمَاذَا تَقُولُ أَذْكَارَ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ؟ فَيَقُولُ أَنَا أَخَافُ مِنَ السِّحْرِ أَخَافُ مِنَ الْحَسَدِ أَخَافُ مِنَ الْبَشَرِ فَيَكُونُ حِينَئِذٍ قَدْ أَرَادَ بِهَذَا الذِّكْرِ الدُّنْيَا وَلَمْ يُرِدْ الْآخِرَةِ

وَمِثْلُهُ فِي الدُّعَاءِ تَجِدُ الْإِنْسَانَ يَدْعُو اللَّهَ نِصْفَ سَاعَةٍ مُرَادُهُ بِالدُّعَاءِ أَنْ يُحَقِّقَ أَمْرَهُ الدُّنْيَوِيَّ

اللَّهُمَّ اُرْزُقْنِي اللَّهُمَّ زَوِّجْنِي اللَّهُمَّ نَجِّحْنِي اللَّهُمَّ رَقِّنِي فِي وَظِيفَتِيْ فَيَكُونُ مَقْصُودُهُ الْأَمْرَ الدُّنْيَوِيَّ وَلَا يَقْصِدُ الْآخِرَةَ بِدُعَائِهِ وَمِنْ ثَمَّ لَا يَكُونُ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ شَيْءٌ

وَلِذَا قَالَ تَعَالَى فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ أَبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا

فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا يَدْعُو وَلَا مَا يَدْعُو؟ يَدْعُو اللَّهَ فَمِنْ النَّاسَ مِنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ

وَمِنْهُمْ يَدْعُو وَفِي الْآخِرَةِ مَا لَهُ خَلَاقٌ؟ نَعَمْ لِأَنَّهُ لَمْ يُرِدْ إِلَّا الدُّنْيَا لَمْ يُرِدْ إِلَّا الدُّنْيَا

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

وَلِذَلِكَ إِذَا دَعَوْتَ بِأَمْرٍ دُنْيَوِيٍّ لِيَكُنْ مِنْ مَقْصُودِكَ أَنْ تَسْتَعِيْنَ بِهَذَا الْأَمْرِ الدُّنْيَوِيِّ عَلَى آخِرَتِكَ وَلَيْسَ الْأَمْرُ الدُّنْيَوِيُّ مَقْصُودًا لِنَفْسِهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/dua-pintu-berbahaya-yang-harus-anda-hindari-syaikh-saad-asy-syatsri-nasehatulama/